Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda diPulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
Musik Tradisional Di Indonesia
Mari Cintai Musik Indonesia ^^
Venna Puspita Sari, salah satu siswi SMK NEGERI 1 yang menduduki kelas ASTRA dengan Bapak Suparno sebagai wali kelasnya. Tidak terlalu handal dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, tidak mengetahui hobi, bakat dan cita-citanya. Gadis berkelahiran Samarinda, 1 Juni 1997 ini tidak juga memiliki kemahiran dalam membuat blog seperti yang dianjurkan guru pelajaran TIK disekolahnya. Jadi apabila blog ini kurang memuaskan mohon dimaklumi.
Senin, 13 Januari 2014
Sejarah Alat Musik Agklung
Diposting oleh
VENNA PUSPITA SARI
di
05.41
1 komentar
Label: kesenian dab budaya
kesenian dan budaya
Senin, 16 Januari 2012
Lagu Daerah Khas Kalimantan Timur
-Burung Enggang (bahasa Kutai)
-Meharit (Bahasa Kutai)
-Sabar'ai-sabar'ai (Bahasa Banjar)
-Anjat Manik (Bahasa Berau Benua)
-Bebilin (Bahasa Tidung)
-Andang Sigurandang (Bahasa Tidung)
-Bedone (Bahasa Dayak Benuaq)
-Ayen Sae (Bahasa Dayak)
-Sorangan (Bahasa Banjar)
-Lamin Talunsur (Bahasa Kutai)
-Buah Bolok (Bahasa Kutai)
-Aku Menyanyi (Bahasa Kutai)
-Sungai Kandilo (Bahasa Pasir)
-Rambai Manguning (Bahasa Banjar)
-Meharit (Bahasa Kutai)
-Sabar'ai-sabar'ai (Bahasa Banjar)
-Anjat Manik (Bahasa Berau Benua)
-Bebilin (Bahasa Tidung)
-Andang Sigurandang (Bahasa Tidung)
-Bedone (Bahasa Dayak Benuaq)
-Ayen Sae (Bahasa Dayak)
-Sorangan (Bahasa Banjar)
-Lamin Talunsur (Bahasa Kutai)
-Buah Bolok (Bahasa Kutai)
-Aku Menyanyi (Bahasa Kutai)
-Sungai Kandilo (Bahasa Pasir)
-Rambai Manguning (Bahasa Banjar)
Diposting oleh
VENNA PUSPITA SARI
di
05.19
5
komentar
Label: kesenian dab budaya
Ragam Kebudayaan Indonesia
Sabtu, 15 Januari 2011
Sejarah Musik Tradisional
Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling mempengaruhi di antaranya Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Sedangkan maksudnya untuk memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik trasidional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum.
Pengertian Musik Tradisional atau Musik Nusantara
Musik Nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di Nusantara ini, yang menunjukkan atau menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam bahasa maupun gaya melodinya. Musik Nusantara terdiri dari musik tradisi daerah, musik keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan, dan musik pop.
Sejarah Musik Nusantara
Terdapat tahapan- tahapan perkembangan musik Indonesia (nusantara). tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
Pengertian Musik Tradisional atau Musik Nusantara
Musik Nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di Nusantara ini, yang menunjukkan atau menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam bahasa maupun gaya melodinya. Musik Nusantara terdiri dari musik tradisi daerah, musik keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan, dan musik pop.
Sejarah Musik Nusantara
Terdapat tahapan- tahapan perkembangan musik Indonesia (nusantara). tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
Diposting oleh
VENNA PUSPITA SARI
di
06.42
0
komentar
Label: kesenian dab budaya
Ragam Kebudayaan Indonesia
Musik Tradisional Sunda Adaptif, Terdapat 347 Genre Musik Sunda
Bandung, Kompas - Musik tradisional Sunda mudah beradaptasi. Salah satu pendorongnya adalah kreativitas dan inovasi yang tinggi dari para senimannya. Hampir setiap dekade selalu muncul genre musik baru, yang bisa diterima oleh seni tradisional budaya lain.
"Musik Sunda berproses terus menerus. Tradisi tidak dipegang begitu saja dengan kaku, tetapi justru menjadi pijakan untuk pengembangan seni selanjutnya," tutur pencipta lagu Sunda, Nano Suratno, Jumat (17/3), di Bandung.
Menurut Nano, para seniman Sunda memiliki kebebasan yang memungkinkan kreativitasnya terus berkembang, dan tidak terkekang oleh tradisi. "Kalau ada pengaruh seni dari luar, tidak akan ditelan begitu saja, tetapi dimodifikasi dengan instrumen seni Sunda yang ada. Contohnya, ketika ada gitar, orang Sunda malah memain-kannya dengan suling, jadilah gitar dan suling atau tarling," kata Nano.
Sementara menurut Tatang Rohimin (59), Ketua Kelompok Musik Tradisional Gending Kawangi, inovasi itu dimungkin-kan karena musisi memiliki pendidikan yang tinggi. Di kelompoknya, kata Tatang, sebagian besar pemusik anak muda. Namun, tahun ini ia merekrut para pemusik senior berusia 80-an untuk menciptakan kerja sama antara pemusik muda dan tua agar inovasi musik makin berkembang. Lintas budaya
Ismet Ruchimat, Ketua Komunitas Sambasunda, dan dosen Jurusan Seni Karawitan, Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Bandung, mengatakan, musik Sunda berkembang karena konsepsi musik rakyatnya kuat.
Selain itu, lanjut Ismet, pekerjaan orang Sunda sebagai petani huma yang hidup berpindah-pindah membuatnya lebih fleksibel. Tahun 1987, tercatat ada 347 genre musik Sunda. Genre yang cukup besar adalah gamelan, kecapi, dan musik-musik dari instrumen bambu.
"Genre yang cukup besar pengaruhnya adalah genre wanda anyar karya Mang Koko, yang memiliki struktur, komposisi, melodi, dan harmoni baru dengan syair sosial," ujar Ismet.
Sementara itu, Nano Suratno memopulerkan prakpilingkung atau keprak, kecapi, suling, dan angklung dengan mencipta kawih Sunda. Sekitar 1970-an, Gugum Gumbira menciptakan jaipongan. "Musik jaipong punya konsep musik yang sangat baik, mampu memasuki budaya lain di Indonesia, bahkan internasional," kata Ismet menambahkan.
Beberapa bagian dari musik jaipong, kata Ismet, seperti kendang jaipong dipakai oleh grup musik jazz Krakatau.
Sayang, lanjut Ismet, terjadi penurunan minat mahasiswa untuk belajar musik Sunda di institusi pendidikan. Sementara di kalangan masyarakat, penurunan minat itu terjadi, tetapi tidak besar. Di Karawang, misalnya, masih banyak anak muda yang bermain musik tradisional. Padahal di luar negeri, peminat musik Sunda cukup tinggi. Ismet menjadi dosen tamu di berbagai universitas, antara lain Ohio University dan Virginia University.
"Musik Sunda berproses terus menerus. Tradisi tidak dipegang begitu saja dengan kaku, tetapi justru menjadi pijakan untuk pengembangan seni selanjutnya," tutur pencipta lagu Sunda, Nano Suratno, Jumat (17/3), di Bandung.
Menurut Nano, para seniman Sunda memiliki kebebasan yang memungkinkan kreativitasnya terus berkembang, dan tidak terkekang oleh tradisi. "Kalau ada pengaruh seni dari luar, tidak akan ditelan begitu saja, tetapi dimodifikasi dengan instrumen seni Sunda yang ada. Contohnya, ketika ada gitar, orang Sunda malah memain-kannya dengan suling, jadilah gitar dan suling atau tarling," kata Nano.
Sementara menurut Tatang Rohimin (59), Ketua Kelompok Musik Tradisional Gending Kawangi, inovasi itu dimungkin-kan karena musisi memiliki pendidikan yang tinggi. Di kelompoknya, kata Tatang, sebagian besar pemusik anak muda. Namun, tahun ini ia merekrut para pemusik senior berusia 80-an untuk menciptakan kerja sama antara pemusik muda dan tua agar inovasi musik makin berkembang. Lintas budaya
Ismet Ruchimat, Ketua Komunitas Sambasunda, dan dosen Jurusan Seni Karawitan, Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Bandung, mengatakan, musik Sunda berkembang karena konsepsi musik rakyatnya kuat.
Selain itu, lanjut Ismet, pekerjaan orang Sunda sebagai petani huma yang hidup berpindah-pindah membuatnya lebih fleksibel. Tahun 1987, tercatat ada 347 genre musik Sunda. Genre yang cukup besar adalah gamelan, kecapi, dan musik-musik dari instrumen bambu.
"Genre yang cukup besar pengaruhnya adalah genre wanda anyar karya Mang Koko, yang memiliki struktur, komposisi, melodi, dan harmoni baru dengan syair sosial," ujar Ismet.
Sementara itu, Nano Suratno memopulerkan prakpilingkung atau keprak, kecapi, suling, dan angklung dengan mencipta kawih Sunda. Sekitar 1970-an, Gugum Gumbira menciptakan jaipongan. "Musik jaipong punya konsep musik yang sangat baik, mampu memasuki budaya lain di Indonesia, bahkan internasional," kata Ismet menambahkan.
Beberapa bagian dari musik jaipong, kata Ismet, seperti kendang jaipong dipakai oleh grup musik jazz Krakatau.
Sayang, lanjut Ismet, terjadi penurunan minat mahasiswa untuk belajar musik Sunda di institusi pendidikan. Sementara di kalangan masyarakat, penurunan minat itu terjadi, tetapi tidak besar. Di Karawang, misalnya, masih banyak anak muda yang bermain musik tradisional. Padahal di luar negeri, peminat musik Sunda cukup tinggi. Ismet menjadi dosen tamu di berbagai universitas, antara lain Ohio University dan Virginia University.
Diposting oleh
VENNA PUSPITA SARI
di
06.22
0
komentar
Label: kesenian dab budaya
Ragam Kebudayaan Indonesia
Nama Alat Musik Tradisional Khas Daerah Adat Budaya Nasional - Kebudayaan Nusantara Indonesia
1. Provinsi DI Aceh / Nanggro Aceh Darussalam / NAD
Alat Musik Tradisional : TT
2. Provinsi Sumatera Utara / Sumut
Alat Musik Tradisional : Aramba, Doli-doli, Druri dana, Faritia, Garantung, Gonrang, Hapetan,
3. Provinsi Sumatera Barat / Sumbar
Alat Musik Tradisional : Saluang, Talempong Pacik
4. Provinsi Riau
Alat Musik Tradisional : TT
5. Provinsi Jambi
Alat Musik Tradisional : TT
6. Provinsi Sumatera Selatan / Sumsel
Alat Musik Tradisional : TT
7. Provinsi Lampung
Alat Musik Tradisional : TT
8. Provinsi Bengkulu
Alat Musik Tradisional : TT
9. Provinsi DKI Jakarta
Alat Musik Tradisional : TT
10. Provinsi Jawa Barat / Jabar
Alat Musik Tradisional : Arumba, Calung, Dod-dog, Gamelan Sunda, Angklung, Rebab, Siter / Celempung
Alat Musik Tradisional : TT
2. Provinsi Sumatera Utara / Sumut
Alat Musik Tradisional : Aramba, Doli-doli, Druri dana, Faritia, Garantung, Gonrang, Hapetan,
3. Provinsi Sumatera Barat / Sumbar
Alat Musik Tradisional : Saluang, Talempong Pacik
4. Provinsi Riau
Alat Musik Tradisional : TT
5. Provinsi Jambi
Alat Musik Tradisional : TT
6. Provinsi Sumatera Selatan / Sumsel
Alat Musik Tradisional : TT
7. Provinsi Lampung
Alat Musik Tradisional : TT
8. Provinsi Bengkulu
Alat Musik Tradisional : TT
9. Provinsi DKI Jakarta
Alat Musik Tradisional : TT
10. Provinsi Jawa Barat / Jabar
Alat Musik Tradisional : Arumba, Calung, Dod-dog, Gamelan Sunda, Angklung, Rebab, Siter / Celempung
Diposting oleh
VENNA PUSPITA SARI
di
06.20
0
komentar
Label: kesenian dab budaya
Ragam Kebudayaan Indonesia
Perangkat Musik Tradisional
Diposting oleh
VENNA PUSPITA SARI
di
06.17
0
komentar
Label: kesenian dab budaya
Ragam Kebudayaan Indonesia
Jenis-jenis alat musik tradisional asal Lombok l Santara
Jenis-jenis alat musik tradisionaasak Lombok l Santara lain:
- Genggong
Alat musik ini termasuk dalam jenis alat musik tiup yang terbuat dari pelepah daun enau.Secara etimologis kata genggong bersala dari kata “geng†(suara tinggi) disebut genggong lanang dan “gong†(suara rendah) disebut wadon, sehingga musik genggong selalu dimainkan secara berpasangan. Musik genggong secara orkestra dapat dimainkan dengan alat musik yang lain seperti petuq, seruling, rincik dan lain-lain. - Rebana Burdah
Sebuah bentuk alat musik hasil akulturasi kebudayaan bangsa Arab dengan etnis Sasak. Rebana Burdah dipadukan dengan syair-syair pujian terhadap Allah SWT dan riwayat Nabi Muhammad SAW yang dipetik dari kitab karya sastra Arab “Al Baranziâ€. - Gambus
Alat musik petik dengan menggunakan dawai sebagai sumber suara (bunyi) yang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional. Dapat dimainkan secara bersama-sama atau sendiri. - Mandolin
Alat ini merupakan sebuah alat musik petik tradisional yang mempunyai senar dan dimainkan seperti biola. Sering dipakai untuk mengiringi tari rudat dan lagu-lagu tradisonal. Alat musik ini dapat dipadukan dengan alat musik lainnnya untuk mengiringi lagu-lagu tradisional. - Preret
Preret adalah sebuah alat pengiring tarian, lagu maupun orkestra. Alat musik ini dijumpai hampir diseluruh wilayah Indonesia. - Barong Tengkok
Merupakan salah satu jenis musik orkestra Lombok, terdiri dari krenceng enam pasang, satu buah gendang dan sebuah petuk. Barong lanang/wadon yang berfungsisebagai tempat reog sebuah gong dan tiga buah seruling sebagai pembawa melodi. Disebut barong tengkok karena salah satu alatnya (reog) diletakkan pada bentuk barong yang dibawa dengan ditengkokkan
Diposting oleh
VENNA PUSPITA SARI
di
06.14
0
komentar
Label: kesenian dab budaya
Ragam Kebudayaan Indonesia
Musik Tradisional Minangkabau Dari Masa Ke Masa
Pengembangan musik tradisional yang cenderung mengarah kepada penyesuaian keperluan apresiasi masyarakat masa kini yang dinamis dan perilaku yang serba cepat, maka pertimbangan Pengembangan musik tradisional mengarah pula kepada penempatan dinamika musikal sebagai dasar disain dramatik penggarapan musik itu sendiri.
menggarap konsep pengembangan musik tradisional yang disesuaikan dengan keperluan seni pertunjukan. Adanya pengembangan berarti dinamika sebuah garapan musik yang berdasarkan kepada pengembangan musik tradisional telah membuka peluang terhadap beberapa jenis musik tradisional yang mempunyai pola melodi ataupun ritme dinamis yang mendapat tempat mengisi bahagian-bahagian dalam komposisi musik baru.
Yang masuk kategori lagu daerah di nusantara ini adalah antara lain : - Ayam Den Lapeh (Minangkabau) - Butet (Batak) - Lancang Kuning (Melayu Riau) - Jali-Jali (Betawi) - Bubuy Bulan (Sunda) - Rek Ayo Rek (Jawa Timur) - Hela Rotane (Maluku) - Jaje Nak Ee (Bali) - Yamko Rambe Yamko (Papua) Melalui kreativitas seniman, lagu-lagu daerah seperti di atas telah memakai iringan dengan alat musik yang pada umumnya pula berasal dari alat musik barat sehingga lagu-lagu daerah tersebut digolongkan kepada lagu pop daerah.
Inspirasi musikal dalam hubungannya dengan penciptaan musik baru biasanya dipunyai oleh para seniman musik dan itu tidak dapat diprogramkan di lembaga pendidikan formal karena bakt kesenimanan itu sudah menjadi bawaan atau karunia yang diperolehnya semenjak dari lahir. Kenyataan seperti itu bisa kita lihat di lembaga-lembaga pendidikan formal bahwasanya mata pelajaran yang berhubungan dengan komposisi musik yang diajarkan seperti yang tertera di kurikulum namun hasilnya mahasiswa yang berbakat juga yang dapat mampu menyelesaikan dengan baik tanpa banyak rintangan dan kendala.
menggarap konsep pengembangan musik tradisional yang disesuaikan dengan keperluan seni pertunjukan. Adanya pengembangan berarti dinamika sebuah garapan musik yang berdasarkan kepada pengembangan musik tradisional telah membuka peluang terhadap beberapa jenis musik tradisional yang mempunyai pola melodi ataupun ritme dinamis yang mendapat tempat mengisi bahagian-bahagian dalam komposisi musik baru.
Yang masuk kategori lagu daerah di nusantara ini adalah antara lain : - Ayam Den Lapeh (Minangkabau) - Butet (Batak) - Lancang Kuning (Melayu Riau) - Jali-Jali (Betawi) - Bubuy Bulan (Sunda) - Rek Ayo Rek (Jawa Timur) - Hela Rotane (Maluku) - Jaje Nak Ee (Bali) - Yamko Rambe Yamko (Papua) Melalui kreativitas seniman, lagu-lagu daerah seperti di atas telah memakai iringan dengan alat musik yang pada umumnya pula berasal dari alat musik barat sehingga lagu-lagu daerah tersebut digolongkan kepada lagu pop daerah.
Inspirasi musikal dalam hubungannya dengan penciptaan musik baru biasanya dipunyai oleh para seniman musik dan itu tidak dapat diprogramkan di lembaga pendidikan formal karena bakt kesenimanan itu sudah menjadi bawaan atau karunia yang diperolehnya semenjak dari lahir. Kenyataan seperti itu bisa kita lihat di lembaga-lembaga pendidikan formal bahwasanya mata pelajaran yang berhubungan dengan komposisi musik yang diajarkan seperti yang tertera di kurikulum namun hasilnya mahasiswa yang berbakat juga yang dapat mampu menyelesaikan dengan baik tanpa banyak rintangan dan kendala.
Diposting oleh
VENNA PUSPITA SARI
di
06.11
0
komentar
Label: kesenian dab budaya
Ragam Kebudayaan Indonesia
Kamis, 13 Januari 2011
Macam Musik Tradisional Indonesia
NKRI adalah sebuah negara yang meliputi ribuan pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, dimana dari sekian banyaknya kepulauan beserta masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang berbagai budaya daerah. Seni tradisional yang merupakan jati diri, identitas dan media ekspresi dari masyarakat pendukungnya.
Hampir seluruh wilayah NKRI mempunyai seni musik tradisional yang khusus dan khas. Dari keunikan tersebut bisa nampak terlihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen musiknya. Seni tradisonal itu sendiri mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi, sehingga dapat dikenali karakter dan ciri khas masyarakat Indonesia, yaitu yang terkenal ramah dan santun.
Diposting oleh
VENNA PUSPITA SARI
di
03.40
0
komentar
Label: kesenian dab budaya
Ragam Kebudayaan Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)